Kalau kamu saat ini adalah (atau pernah menjadi) web administrator atau webmaster, kamu pasti sudah mengenal yang namanya Google Analytics. Yap, sesuai namanya itu adalah tool milik Google yang sudah ada dimana-mana dalam artian dipakai oleh banyak website, tercatat ada lebih dari 70% website dari seluruh dunia yang menggunakan tool ini.
Pemilihan tool ini oleh mayoritas web administrator bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan kemudahan langkah yang dibutuhkan untuk menggunakan tool tersebut didalam sebuah webiste, kamu hanya perlu untuk melakukan copy/paste beberapa baris code sederhana pada websitemu dan voila, kamu akan mempunyai enterprise-grade tracking tool untuk men-track visitor dari websitemu. Alasan lain penting dan tidak kalah menarik adalah...tool ini GRATIS!
Well, kalau kamu berpikir dari segi bisnis teknologi-informasi maka sebenarnya tool ini tidak gratis. Pengguna dari Google Analytics "membayar" Google dengan data yang mereka dapatkan dari websitenya. Yaitu preview dan insights mengenai apa sih yang orang-orang cari atau lakukan di sebuah website. Ingat lebih dari 70% website di dunia ini menggunakannya, yang tentu saja menjadikannya sebagai salah satu pool data terbesar yang ada di dunia ini. Hmm, terdengar menyeramkan ya, tapi sebenarnya tidak juga kok.
Kamu penasaran dengan sejarah Google Analytics? Baca terus artikel ini sampai habis ya..
Oh ya, kalau kamu butuh informasi mengenai kuliner dan hal berhubungan dengan makanan, masakan, dan dapur. Silakan kepo-in web www.coolinerculinary.xyz
Sejarah Singkat Google Analytics
Google Analytics(GA) sudah sangat lama menjadi bagian yang penting dan terintegrasi dengan baik pada seluruh bagian dari layanan Google suites, saking lamanya sehingga tidak sedikit orang yang menganggap bahwa GA itu sendiri dikembangakan sejak awal didalam dan oleh Google sendiri. Tapi ternyata tidak!
GA pada mulanya bermula dari salah satu bagian atau divisi dati sebuah perusahaan konsultan website di San Diego pada pertengahan tahun 90an, perusahaan ini bernama Quantified Systems Inc.. Quantified Systems sebenarnya hanyalah sekumpulan dari beberapa orang yang membuat website untuk klien di area California bagian selatan dan meng-hostingnya di server internal milik mereka. Perusahaan ini berawal dari 4 orang founder dan co-founder: Scott Crosby, Jack Ancone, Brett Crosby, dan Paul Muret.
Para founder dan co-founder Quantified Systems
Pada saat itu bandwidth masih sangatlah mahal dan beberapa pelanggan penting membayar mereka sampai ribuan dolar tiap bulan. Nah, tentu saja dengan cashflow yang besar seperti itu diperlukan langkah yang layak untuk breakdown dari tagihan yang dibayarkan. Intinya adalah untuk melihat secara aktual apakah dana yang dibayarkan oleh para pelanggan itu benar-benar bermanfaat sesuai dengan yang diharapkan.
Kemudian Quantified Systems membuat sebuah custom website yang bertujuan untuk melihat dan merekam traffic pada website yang ada. Melalui tool ini mereka bisa melihat setidaknya berapa banyak visitor dari website tertentu dan dari mana (IP Address) visitor itu berasal.
Pada perkembangannya mereka menyadari bahwa tool baru yang mereka buat ini malah mempunyai potensi bisnis yang lebih menjanjikan daripada bisnis asli mereka. Seperti yang dikatakan oleh Scott:
Kami memutuskan untuk membuang bisnis web design dan web hosting kami yang notabene selama ini merupakan sumber pemasukkan dari perusahaan kami..Jika kita melihat kebelakang merupakan hal yang mudah untuk dipahami dan ditebak karena ini merupakan bisins yang tidak mempunyai batasan cost/anggaran, dan Anda bisa mengalokasikan dana dalam jumlah tidak terbatas untuk hal ini, kalau Anda paham. Tapi tentu bagi bisnis Anda hal ini tidak akan memberikan pemasukan secara langsung. Di lain pihak para pelanggan kami membayar USD50,000 per bulan untuk ini. Tapi kami tahu bahwa akan sulit sekali untuk mempertahankan pelanggan ini dalam jangka waktu lama, bahkan untuk mendapatkan pelanggan baru pun akan sulit untuk mencapai angka nett yang berarti. Jadi kemudian kami memutuskan untuk membuang model bisnis ini.
Kiri ke kanan: Scott Crosby, Jack Ancone, Brett Crosby, Paul Muret.
Quantified Software pun berganti nama menjadi Urchin Software Corporation dan memulai fokus mereka dalam bidang software web analytics. 6 tahuin kemudian Google membeli perusahaan tersebut dan di rebranded menjadi Google Analytics, dan...jadilah GA yang sekarang ini semua webmaster diseluruh dunia ini kenal dan gunakan tiap hari.
Warisan Sang Urchin
Tidak hanya Urchin mendapatkan nama baru, tool ini juga mendapatka make over total dari Google. Mulai dari interface sampai teknologi software hosting terbaru pun digunakan, dan tentu saja dengan harga yang baru (GRATIS!!!), dan tidak lupa pergantian tim pun dilakukan. Tapi ternyata dengan semua pergantian itu Urchin masih meninggalkan satu warisan yang masih dipakai dan dikenal orang sampai saat ini (bahkan mungkin selamanya), yaitu kode UTM.
Bagi yang belum tahu, kode UTM adalah fitur dari GA yang memungkinkan user untuk melacak darimana traffic web mereka berasal.
Contoh kode UTM
Contohnya, kamu bisa menambahkan kode UTM pada akhir dari sebuah URL dari postingan blog yang kamu hubungkan ke Facebook, seperti "utm_source=facebook", dan kemudian kamu bisa melihat traffic semacam apa yang menuju blogmu dari Facebook dan apa yang orang-orang itu lakukan dalam website-mu. Hal yang sama bisa kamu lakukan untuk Twitter atau media online lainnya -- misalnya "utm_source=twitter". Kemudian kamu pun bisa menjawab pertanyaan semacam:
- Manakah sumber traffic yang lebih banyak, Facebook atau Twitter?
- Manakah audiens dari Facebook atau Twitter yang lebih tertarik pada websitemu?
- Apakah visitor dari Facebook atau Twitter yang lebih tertarik untuk mendaftar Newsletter atau buletin?
Well, walaupun hal diatas juga menarik untuk dibahas, tapi artikel ini tidak akan membahas lebih detail mengenai hal itu. Artikel ini akan membahas mengenai istilah "UTM" itu sendiri.
UTM (atau Urchin Traffic Monitor) merupakan sebuah istilah yang dibuat dengan nuansa tidak jelas(random) dan cenderung penuh candaan. Istilah ini sudah dibuat bertahun-tahun sebelum Google bahkan mengetahui keberadaan dari perusahaan Urchin ini. Dan tentu saja keputusan Google untuk mempertahankan kata UTM ini dianggap baik oleh Scott:
Setiap kali aku melihat UTM pada sebuah URL, aku merasa sedikit senang dan geli karena aku ingat apa yang kami pikirkan mengenai istilah itu. Jadi saat itu kami duduk di sekeliling meja dan berkata, "OK, kita membutuhkan sebuah nama yang dapat dimasukakn kedalam URL. Jadi akan kita namai apa?", "Bagaimana kalau Urchin Traffic Monitor?". Akhirnya kami pun memutuskan untuk menggunakannya dan Google melakukan hal yang tepat dengan mempertahankan nama itu karena mereka tahu akan sangat repot sekali untuk menggantinya (karena sudah dipakai secara luas).
Dibalik Nama Urchin
Membaca komentar Scott diatas tentu membuatmu berpikir bahwa agak aneh kalau istilah yang digunakan oleh banyak perusahaan di seluruh dunia ini hanya sebuah legacy name saja. Kamu akan makin terkejut dan heran kalau tahu mengenai kisah kecil dibalik istilah Urchin ini.
Hal yang paling unik adalah asal dari nama "Urchin" itu sendiri. Scott menjelaskan alasan dibalik penamaan perusahaannya tersebut:
Kami pernah mempunyai seorang pelanggan...dia akan selalu menelpon dan berbiaca panjang lebar dalam waktu yang lumayan lama. Tidak hanya sesekali, tapi sering sekali. Dia tidak mau diam...akhirnya kami menjulukinya "The Sea Urhcin" ("si bulu babi") karena dia akan terus menempel padamu dan tidak akan lepas. Dan kamu akan terpaksa tetap berbicara padanya walaupun kamu tidak ingin. Kemudian pada suatu ketika kami membutuhkan nama baru untuk perusahaan kami, dan Urchin adalah kata yang kami katakan terlalu sering...akhirnya menjadi istilah umum bagi kami untuk memanggil orang yang menempel terus dan menghabiskan waktumu. Dan tentu saja itu tidak masuk akal (menamai perusahaan dengan konotasi buruk), tapi kami "well, ya sudah ayo kita namai Urchin saja". Jadi setelah URL kami mendapatkan Urchin dan UTM untuk nama dan istilah..
Yep, benar sekali, naman yang merupakan awal mula dari Google Analytics berawal dari candaan internal dalam perusahaan dalam menamai pelanggan yang merepotkan. Nama yang dibuat tanpa pemikiran yang mendalam atau secara hati-hati tentu saat ini dihindari oleh kebanyakan perusahaan atau khususnya perusahaan Start-up. Tapi ternyata hal ini tidak membuat Urchin gagal, malahan terbilang sangat sukses dan akhirnay dibeli oleh Google.
Tentu kamu penasaran kan berapa besar sih dana yang dikeluarkan Google untuk akuisisi ini. Sayangnya hal itu dirahasiakan, tapi Scott hanya berkomentar, "Investor awal kami mendapatkan 100x lipat dan rata-rata investor mendapatkan sekitar 30x lipat dari yang mereka investasikan". Sudah bvisa dibayangkan kan berapa besar dana yang digelontorkan oleh Google untuk membeli sebuah "bulu babi" ini.
****************
Sampai jumpa di artikel selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar